Social Icons

Welcome!!

January 05, 2015

Penemu Mesin Cuci Pertama kali (Sejarah Mesin Cuci )

Alfa John Fisher

Mesin cuci listrik pertama kali didunia  ditemukan oleh seorang Amerika bernama Alva John Fisher pada tahun 1910, meskipun sudah ada orang yang menemukan mesin cuci sebelumnya namun masih membutuhkan tenaga manusia untuk menggerakan tangkai yang ada pada mesin, untuk menggunakan mesin mesin cuci listrik pertama tidak seperti mesin cuci sekarang yang penggunaanya sangat mudah, penjualanyapun tidak begitu baik namun dengan penelitian lebih lanjut ditambah dengan pemakaian listri secara luas, saat ini mesin cuci sudah menjadi barang kebutuhan dalam rumah tangga

Menurut penelitian pada tahun 1886 perempuan mengambil air delapan sampai sepuluh kali setiap hari dari mesin pompa air, sumur, atau mata air. Proses mencuci pakaianpun begitu melelahkan dan sangat menyita waktu, dimulai dengan merendam pakaian kemudian menyikatnya satu persatu, setelah itu pakaian akan dibilas dengan air yang baru, dan tahapan yang paling melelahkan adalah saat memeras pakaian dengan tangan lalu menjemurnya di panas matahari.



Mencuci dengan mesin
Teknologi alat pencuci pakaian berkembang dengan beberapa tahapan yaitu dimulai dengan ditemukannya mesin yang terbuat dari kayu tetapi tidak bertahan lama karena banyak kendalanya, selanjutnya dibuatlah mesin yang terbuat dari bahan logam agar dapat menyalakan api dari bawah mesin sehingga dapat menghangatkan air selama proses pencucian berlangsung.

Pada awalnya alat pencuci pakaian adalah sebuah papan yang diciptakan pada tahun 1797. Pada pertengahan tahun 1850-an mesin cuci uap komersial ditemukan dan dijual di Inggris dan Amerika Serikat. Perkembangan teknologi mesin cuci di AS lebih menekankan pada pengembangan mesin untuk mencuci di rumah, meskipun mesin untuk layanan binatu komersial yang banyak digunakan pada abad ke-20 dan awal abad ke-19. Mesin cuci rotary telah dipatenkan oleh Hamilton Smith pada tahun 1858. Karena listrik tidak umum tersedia setidaknya sampai tahun 1930 maka beberapa mesin cuci hanya dapat berputar dengan kecepatan rendah dengan menggunakan bahan bakar bensin.

Generasi awal mesin cuci yang membahayakan
Mesin cuci yang ditemukan sebelum lahirnya mesin cuci listrik modern, sangatlah merepotkan dan berbahaya, karena pada mesin cuci generasi awal terdapat bagian-bagian terbuka pada mesin yang dapat menyebabkan cidera pada pemakainya  seperti adanya gulungan yang berfungsi memeras pakaian yang apabila kurang hati-hati dapat mengakibatkan tertariknya rambut atau pakaian yang sedang dipakai sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan yang serius, akhirnya mesin cuci seperti ini dilarang untuk diproduksi dan dipasarkan.

Proses modern pemerasan air dengan cara berputar tidak datang begitu saja sampai motor listrik dikembangkan. Putaran memerlukan sumber berkecepatan tinggi dan daya yang konstan, pada awalnya proses pemerasan dilakukan dalam perangkat terpisah yaitu "extractor". Pakaian yang telah dicuci akan dipindahkan dari bak cuci ke keranjang ekstraktor, dan air akan keluar dari saluran yang terpisah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghilangkan getaran yang tidak stabil seperti pemasangan keranjang berputar pada bingkai mengambang agar dapat menyerap getaran sekecil apapun.

Proses gabungan
Mesin cuci otomatis yang ada sekarang adalah sebuah penggabungan dua buah mesin yang bekerja secara relevan yaitu mesin pencuci dan pemeras/pengering yang di buat dalam satu paket alat.

Perkembangan Awal mesin cuci

  • Tahun 1691 di Inggris dikeluarkan hak paten pertama kategori mesin cuci yang dapat meremas .
  • Tahun 1782 Jacob Christian Schaffer dari Jerman membuat desain mesin cuci.
  • Henry Sidgier mengeluarkan paten Inggris untuk mesin cuci rotating drum.  
  • Pada tahun 1862 dipatenkan sebuah "Penggabungan mesin cuci rotary, dengan rol untuk meremas-remas atau mangling" oleh Richard Lansdale dari Pendleton, Manchester.
  • Hak paten pertama di Amerika Serikat berjudul "Pakaian Cuci" diberikan kepada Nathaniel Briggs of New Hampshire pada tahun 1797. 
  • Pada tahun 1836 kantor hak paten terbakar sehingga tidak ada penjelasan tentang perangkat mesin cuci yang bertahan. Sebuah perangkat yang menggabungkan mesin cuci dengan mekanisme pemeras tidak muncul sampai tahun 1843, ketika John E. Turnbull of Saint John, New Brunswick asal kanada mematenkan "Pencuci Pakaian Dengan pemeras Rolls." 
  • Margaret Colvin menemukan Washer Triumph Rotary, yang dipamerkan di Paviliun Perempuan di Pameran Internasional Centennial dari 1876 di Philadelphia.
Mesin cuci listrik yang diiklankan di surat kabar dan dibahas pada awal tahun 1904 oleh Alva J. Fisher telah salah dikreditkan dengan penemuan mesin cuci listrik. Kantor Paten AS menunjukkan setidaknya satu paten yang dikeluarkan sebelum Mr Fisher nomor paten US 966.677 (misalnya Woodrow AS paten nomor 921.195).  "penemu" dari mesin cuci listrik masih belum diketahui.

Desain mesin cuci meningkat selama tahun 1930-an. Mekanisme mesin tertutup dalam badan , dan lebih banyak perhatian untuk keselamatan listrik dan mekanik. pengering spin diperkenalkan untuk menggantikan mangle daya berbahaya / pemeras.

Pada tahun 1940, 60% dari 25.000.000 rumah di Amerika Serikat memiliki mesin cuci listrik. Banyak dari mesin ini menampilkan kekuatan pemeras, meskipun built-in pengering spin yang tidak biasa.

January 02, 2015

Penemu (Sejarah) Origami Pertama kali [Asal Mula Seni Melipat(Origami)]

Ts'ai Lun

Asal Usul : Tidak diketahui pasti asal usul origami. Ada yang mengatakan berasal dari negeri China. Anggapan itu mengacu pada asal usul kertas sebagai sarana membuat origami.
Menurut Fajar Ismayanti, pehobi origami atau origamer, jika dirunut, pada 101 Masehi, Tsai Lun telah menemukan kertas dari bahan bambu.
Dari China, kertas kemudian menyebar ke Korea dan Jepang. Origami di China ketika itu mengenal bentuk jung atau perahu dan kotak untuk keperluan adat dan pemujaan. Meski China memiliki bukti-bukti, banyak yang berpendapat origami berasal dari Jepang.
Berdasarkan asal katanya saja, origami berasal dari bahasa Jepang, yaitu oru (melipat) dan kami (kertas). Dari Jepang, origami berkembang pesat hingga ke seluruh dunia.
Sejarah mencatat origami di Jepang dimulai sejak 610 Masehi. Ketika itu, origami mulai masuk ritual orang Jepang, yaitu pada upacara agama Shinto.
Lipatan kertas dibentuk menjadi lambang dewa dan digantung di kota Jingu (Kuil Agung Imperial) di Kota Ise sebagai bahan persembahan. Origami juga menemukan pakemnya.
Sejak zaman pemerintahan Muromachi (1338-1573), penggunaan pisau untuk memotong kertas telah dihentikan dan menghasilkan seni origami murni yang banyak dianut sekarang ini.
Origami murni memang menabukan pemotongan kertas dan hanya boleh melipatnya. Pada abad keenam, ketika cara pembuatan kertas dibawa ke Eropa, khususnya Spanyol, oleh para saudagar Arab, origami mulai banyak dipelajari.
Orang orang Arab Moor yang saat itu belum terusir dari negeri matador itu menyukai seni ini. Origami pada periode itu banyak dipakai untuk mempelajari bentuk-bentuk geometri dengan menggunakan sarana kertas.
Setelah orang-orang Arab Moor keluar dari Spanyol, origami masih dipelajari orang-orang Spanyol. Sampai sekarang, orang Spanyol memiliki istilah origami sendiri yang disebut dengan papirofl exia.
Seni papirofl exia berkembang pesat di negara berbahasa Spanyol lainnya, seperti Argentina. Tidak hanya mendunia, origami juga berkembang dari segi teknik lipatan. Origami modern mengenal bentuk lipatan berbeda dengan bentuk klasik.
Origami modern itu mulai diperkenalkan oleh Akira Yoshizawa di Jepang. Hasil kreativitasnya berbentuk ramalan bintang diterbitkan dalam majalah Asahi Graf edisi Januari 1952.
Publikasi itu kemudian diikuti dengan pameran hasil karyanya di Museum Stadtlich, Amsterdam, November 1955. Akira Yoshizawa mengenalkan bentuk-bentuk baru yang berbeda dengan bentuk origami tradisional.
Ia juga memperkenalkan bentuk awal hewan berkaki empat dengan menggabungkan dua lembar kertas berlipat.
Sejak itu, origamer sukses menggunakan tekniknya blitz yang dipakainya untuk membuat lipatan hewan berkaki empat yang dibuat dari selembar kertas tanpa dipotong.
Tahun-tahun selanjutnya, Akira Yoshizawa banyak memopulerkan kepada dunia Barat origami modern. Akira Yoshizawa bersama Sam Randlett kemudian memperkenalkan sistem garis dan anak panah yang digunakan sebagai arahan untuk melipat origami yang dapat dipahami oleh semua orang sehingga semua orang di dunia dapat mempelajarinya.

Penemu Petasan dan Kembang Api Pertamakali (Sejarah Petasan dan Kembang Api)

Sejarah Petasan Atau Kembang Api  

Hai semua ,selamat tahun baru tahun 2015 yaa,pasti anda pernah melihat petasan dan kembang api setiap tahun baru kan ,nah kali ini saya akan membahas lebih jelas lagi tentang kembang api dan petasan,silahkan membaca :)

Petasan (juga dikenal sebagai mercon) adalah peledak berupa bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu, digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Benda ini berdaya ledak rendah atau low explosive. Bubuk yang digunakan sebagai isi petasan merupakan bahan peledak kimia yang membuatnya dapat meledak pada kondisi tertentu.

Sejarah Petasan
Sejarah petasan bermula dari Cina. Sekitar abad ke-9, seorang juru masak secara tak sengaja mencampur tiga bahan bubuk hitam (black powder) yakni garam peter atau kalium nitrat, belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal) yang berasal dari dapurnya. Ternyata campuran ketiga bahan itu mudah terbakar.
Jika ketiga bahan tersebut dimasukan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya yang lalu dibakar dan akan meletus dan mengeluarkan suara ledakan keras yang dipercaya mengusir roh jahat. Dalam perkembangannya, petasan jenis ini dipercaya dipakai juga dalam perayaan pernikahan, kemenangan perang, peristiwa gerhana bulan, dan upacara-upacara keagamaan.

Baru pada saat dinasti Song (960-1279 M) didirikan pabrik petasan yang kemudian menjadi dasar dari pembuatan kembang api karena lebih menitik-beratkan pada warna-warni dan bentuk pijar-pijar api di angkasa hingga akhirnya dibedakan. Tradisi petasan lalu menyebar ke seluruh pelosok dunia.

Kembang api



 

Sebuah gambar sketsa dari Peristiwa Kembang Api Oleh Kerajaan Inggris di Thames, London, pada 1749.

Bahan baku tabung diganti dengan gulungan kertas yang kemudian dibungkus dengan kertas merah dibagian luarnya. Kemudian petasan ini menjadi dasar dari pembuatan kembang api, yang lebih menitikberatkan pada warna-warni dan bentuk pijar-pijar api di udara.

pada masa Renaissance, di Italia dan Jerman ada sekolah yang khusus mengajarkan masalah pembuatan kembang api. Di sekolah Italia menekankan pada kerumitan kembang api, sedangkan di sekolah Jerman menekankan pada kemajuan ilmu pengetahuan. Dan akhirnya muncul istilah pyrotechnics yang menggambarkan seni membuat kembang api. Untuk membuat kembang api dibutuhkan seorang ahli yang mengerti reaksi fisika dan kimia. Setelah bertahun-tahun, para ahli kembang api akhirnya bisa membuat kembang api berwarna-warni, seperti merah yang berasal dari strontium dan litium, warna kuning berasal dari natrium, warna hijau berasal dari barium dan warna biru dari tembaga. Campuran bahan kimia itu dibentuk ke dalam kubus kecil-kecil yang disebut star. Star inilah yang menentukan warna dan bentuk bila kembang api itu meledak nantinya. 

Di Indonesia sendiri tradisi petasan itu dibawa sendiri oleh orang Tionghoa. Seorang pengamat sejarah Betawi, Alwi Shahab meyakini bahwa tradisi pernikahan orang Betawi yang menggunakan petasan untuk memeriahkan suasana dengan meniru orang Tionghoa yang bermukim di sekitar mereka.

Bahan peledak kimia
Bahan peledak kimia adalah suatu rakitan yang terdiri atas bahan-bahan berbentuk padat atau cair atau campuran keduanya yang apabila terkena aksi (misalnya benturan, panas, dan gesekan) dapat mengakibatkan reaksi berkecepatan tinggi disertai terbentuknya gas-gas dan menimbulkan efek panas serta tekanan yang sangat tinggi. Bahan peledak kimia dibedakan menjadi dua macam, yaitu low explosive (daya ledak rendah) dan high explosive (daya ledak tinggi).

Bahan peledak low explosive adalah bahan peledak berdaya ledak rendah yang mempunyai kecepatan detonasi (velocity of detonation) antara 400 dan 800 meter per sekond Sementara bahan peledak high explosive mempunyai kecepatan detonasi antara 1.000 dan 8.500 meter per sekond Bahan peledak low explosive ini sering disebut propelan (pendorong) yang banyak digunakan sebagai pada peluru dan roket.



Di antara bahan peledak low explosive yang dikenal adalah mesiu (black powder atau gun powder) dan smokeless powder. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, mesiu tersebut banyak digunakan sebagai pembuat petasan, termasuk petasan banting dan bom ikan. Bubuk mesiu adalah jenis bahan peledak tertua yang ditemukan oleh bangsa China pada abad ke-9. Selain sebagai bahan pembuat petasan dan kembang api, mesiu saat ini banyak digunakan sebagai propelan peluru dan roket, roket sinyal, petasan, sumbu ledak, dan sumbu ledak tunggu.


 
Komposisi Petasan

Beberapa komposisi pembuatan black powder yang dikenal, antara lain:

campuran antara potasium nitrat (KNO3), charcoal, dan belerang;
campuran antara sodium nitrat (NaNO3), charcoal, dan belerang;
campuran antara potasium nitrat dan charcoal (tanpa belerang); dan
pyrodex, merupakan campuran antara potasium nitrat, potasium perklorat (KClO4), charcoal, belerang, cyanoguanidin, sodium benzoat, dan dekstrin.

Petasan di Indonesia





 
 Di Indonesia, petasan sudah menjadi sesuatu yang biasa dipakai untuk berlebaran dan saat  bulan Ramadhan. Kebanyakan banyak anak sesudah sahur bukannya istirahat, malah bermain petasan dan kembang api. Mereka dengan seenaknya melemparkan petasan – petasan yang mereka bawa kepada temannya atau mobil yang sedang lewat,tanpa memikirkan akibatnya.

macam-macam petasan
           \
  Petasan dan sebangsanya memang barang gelap, artinya benda larangan. Sejak zaman Belanda sudah ada aturannya dalam Lembaran Negara (LN) tahun 1940 Nomor 41 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Bunga Api 1939, di mana di antara lain adanya ancaman pidana kurungan tiga bulan dan denda Rp 7.500 apabila melanggar ketentuan "membuat, menjual, menyimpan, mengangkut bunga api dan petasan yang tidak sesuai standar pembuatan".

Mungkin karena peraturan tersebut sudah kuno dan terlalu ”antik”, maka pemerintah telah mengeluarkan berbagai macam peraturan, diantaranya UU Darurat 1951 yanag ancamannya bisa mencapai 18 tahun penjara. Sekian artikel saya terima kasih sudah membaca,mohon maaf jika ada kata" kurang berkenan